Fadhil Kurniawan/ MIK 1 A/ 017161146274





     Pada hari Jumat(15/21/2017) saya bersama teman-teman kelas Manajemen Media Sekolah Tinggi Multi Media mengunjungi kantor RRI Pro 2 yang berada di Jl. Affandi Gejayan Yogyakarta. Tujuan utamanya yaitu untuk study visit sebagai sebagian dari proses pembelajaran.  Kami berangkat dari kampus pukul 08.30 WIB dengan transportasi yang sudah disediakan oleh kampus.  Didampingi oleh bapak Bambang Sujarwadi, Drs.,M.pd dan ibu Yolanda Presiana Desi, S.IP, MA.
       Sesampainya di kantor RRI Pro 2 kami dipersilahkan untuk memasuki aula dan disitu pula kami diberi informasi mengenai sejarah RRI hingga cara RRI dapat bertahan di era sekarang ini. Bersama bapak Ernal Rosa yang menjabat sebagai kepala seksi RRI Pro 2, disitu kami banyak mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat bagi pembelajaran Manajemen Media. Berikut ini adalah beberapa informasi yang kami dapatkan.

Sejarah RRI Yogyakarta
Sejarah mencatat bagaimana semangat kebangsaan Indonesia digelorakan dari RRI Yogya. Setelah menyatakan bergabung dengan RI, mendapatkan Piagam Kedudukan, dan menegaskan posisi Yogya sebagai daerah istimewa di dalam NKRI dengan Amanat 5 September 1945, Yogya bangkit menjadi penggerak api nasionalisme. Siaran-siaran yang dipancarkan dari RRI Yogya semakin populer. Terutama program-program acara yang bertujuan membangkitkan semangat juang di bawah asuhan Bung Tomo dan Bung Tarjo. Pihak musuh, Tentara Sekutu segera mencap RRI Yogya sebagai ekstremis yang harus dihancurkan. RRI Yogyakarta waktu itu berada di Balai Mataram.
RRI Yogya pun menjadi sasaran pengeboman. Pada Minggu 25 Oktober 1945 jam delapan pagi, dua pesawat pembom Sekutu terbang di atas Yogya untuk menyebar selebaran-selebaran berisi ancaman pengeboman atas gedung RRI. Seperempat jam kemudian, mereka benar-benar mengebom gedung RRI Yogya. Untungnya pemancar-pemancar selamat dan para pegawai bisa lolos. Setelah itu, RRI Yogya tetap berjuang dan dibom lagi. Malam sesudah serangan itu, para penyiar tetap mengudara untuk membakar semangat juang. Akibatnya, pada 27 Oktober 1945 pesawat-pesawat Sekutu membom lagi. Kali ini terjadi banyak kerusakan parah.
Para pegawai dan penyiar RRI Yogya terus berjuang. Alat-alat yang selamat diamankan dan disembunyikan di beberapa tempat seperti di Puro Pakualaman, di asrama CPM Gondolayu, di rumah-rumah di Terban Taman, Patangpuluhan, dan Ngadinegaran. Salah satu alat vital berkekuatan 3,5 KW berhasil selamat sehingga bisa memancarkan siaran sampai ke luar negeri.
Begitu suasana reda, para angkasawan RRI Yogya mengudara kembali. Menggelorakan terus semangat kebangsaan melalui corong radio dari stasiun radio darurat di kawasan Terban Taman. Kemudian, RRI Yogya memakai rumah-rumah nomor 6, 8, dan 10 di Secodiningratan. Rumah nomor 8 dipakai sebagai studio siaran dan ruang kontrol. Rumah nomor 6 untuk kantor. Dan rumah nomor 10 untuk mess pegawai RRI dan untuk siaran ke luar negeri.
Komitmen DIY pada RI dan gelora nasionalisme yang terpancar dari Yogya dengan begitu kuatnya mendorong Soekarno-Hatta memindahkan ibukota RI ke Yogya setelah Jakarta tidak lagi kondusif. Sejak 4 Januari 1946, Yogya menjadi ibukota RI. Karena itu, pusat penyiaran RRI nasional yang semula berada si Solo kemudian dipindahkan ke Yogya. Dengan sendirinya RRI Yogya mempunyai status istimewa karena melayani kepentingan Pemerintah RI yang harus diikuti oleh daerah-daerah lain di seluruh nusantara. Dalam buku ”Republik Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta” yang diterbitkan Kementerian Penerangan (1953) dilaporkan bahwa meskipun waktu itu kekuatan pemancar-pemancar Yogya hanya kurang lebih seperempat KW untuk siaran dalam negeri dan 3,5 KW untuk siaran luar negeri, suaranya kedengaran jelas dari berbagai tempat di Indonesia dan di luar negeri.
Giatnya RRI Yogya waktu itu mendorong kreatifitas untuk berkomunikasi. Atas inisiatif Sri Paku Alam VIII, RRI Yogya, dan Jawatan Penerangan, diadakan kegiatan penyiaran berita via telepon sejak Oktober 1947. Setiap hari selama sejam (dari 17.00 – 18.00 WIB) disebarkan berita-berita dengan perantaraan telepon dari Yogya (ibukota RI) ke berbagai daerah di Indonesia. Tim teknis dari RRI Yogya melakukan modifikasi sehingga kalau telepon diangkat maka suaranya dapat didengarkan oleh tiga atau empat orang. Inilah yang kemudian dikenal sebagai ”siaran radio zonder gelombang”.
Perjuangan para angkasawan RRI Yogya diuji manakala Belanda menyerbu Yogya pada 19 Desember 1948. RRI Yogya berhasil dikuasai Belanda. Untungnya sudah ada pemancar rahasia di Playen Gunung Kidul. Sayangnya Belanda berhasil merangsek dan merusak alat-alat di Playen itu sehingga para petugas pun menyelamatkan diri dan terus bergerilya. Namun, RRI tidak pernah menemui ajalnya. Pada 30 Mei 1949, sebulan sebelum ”Yogya Kembali”, atas perintah Kementerian Penerangan dibentuk panitia radio yang kemudian bertugas menerima penyerahan kantor radio dari Belanda. Demikianlah sejarah RRI dalam perjuangan Indonesia di DIY. Sekali di udara tetap di udara!

   Visi RRI
“Mewujudkan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia sebagai radio berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa, berkelas dunia.’’


   Misi RRI
1.      Memberikan pelayanan informasi terpercaya yang dapat menjadi acuan dan saran control sosial masyarakat dengan memperhatikan kode etika jurnalistik atau kode etika penyiaran.
2.      Mengembangkan siaran pendidikan untuk mencerahkan, mencerdaskan, dan memberdayakan serta mendorong kearifan masyarakat dalam kerangka membangun karakter bangsa.
3.      Menyelenggarakan siaran yang bertujuan menggali, melestarikan, dan mmengembangkan budaya bangsa, memberikan hiburan yang sehat bagi keluarga, membentuk budi pekerti dan  jati diri bangsa di tengah arus globalisasi.
4.      Menyelenggarakan program siaran berperspektif gender yang sesuai dengan budaya bangsa dan melayani kebutuhan minoritas.
5.      Memperkuat program siaran di wilayah perbatasan untuk menjaga kedaulatan NKRI.
6.      Meningkatkan kualitas siaran luar dalam dan luar negri dengan program siar yang mencerminkan politik negara dan citra positif negara.
7.      Meningkatkan partisipasi publik dalam proses penyelenggaraan siaran mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program siaran.
8.      Meningkatkan kualitas audio dan memperluas jangkauan siaran secara nasional dan internasional dengan mengoptimalkan sumber daya teknologi yang ada dan mengadaptasi perkembangan teknologi penyiaran serta mengefisiensi pengolahan maupun pemeliharaan perangkat teknik.
9.      Mengembangkan organisasi yang dinamis, efektif, dan efisien dengan sistem manajemen sumber daya (SDM, keuangan, asset, informasi, dan oprasioanl) berbasis teknologi informasi dalam rangka mewujudkan tata kelola lembaga yang baik (good corporate governance).
10.  Memperluas jejaring dan kerjasama dengan berbagai lembaga di dalam dan luar negeri yang saling memperkuat dan menguntungkan.
11.  Memberikan pelayanan jasa-jasa yang terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan asset negara secara professional dan akuntabel serta menggali sumber-sumber penerimaan lain untuk mendukung oprasional siaran dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.

Program Program Yang Ada Di Pro 2 Rri Yogyakarta
 PRO 2 RRI Yogyakarta memulai siarannya pukul 04.50 dengan lagu Indonesia Raya sebagai pembukanya.  Kemudian disusul program Pro.2 Morning Sound pada pukul 05.00-10.00 yang berisi acara seperti Just Music, BEGINI, SUPER SPORT, Relay Berita Pro.3, Tau gak sih dll. Lalu program selanjutnya yaitu PRO 2 Aktivitas dimulai pukul 10.00-15.00, berisi Bangga Negeriku, Ngobrol Bareng, Gadget Pedia dll. Kemudian JOGLO (Jogja Selo) dari pukul 15.00-20.00, program ini berisi acara Request Time, Kreativitas Indonesia, Fun English dll. Pada pukul 20.00-24.55 diisi dengan program Jogja Malam yang berisi acara pro remaja, ngobrol bebas, book review, dll. Kemudian ditutup dengan tune tutup. 
Salah satu upaya untuk mengelola program yang ada, PRO 2 RRI setiap tahunnya mengadakan evaluasi program pada bulan November. Tujuan dilakukannya kegiatan tersebut adalah untuk mengembangkan potensi yang ada, sehingga lebih maju dan mampu bersaing. Dalam evaluasi program, bisa terjadi beberapa perubahan program namun tidak mengubah program lama, seperti adanya hasil riset yang dilakukan oleh mahasiswa dan ada program baru pada tahun 2018 yang bernama SKS singkatan dari Siarannya anak Kampus dan Sekolah. Pada program baru tersebut, mahasiswa dan pelajar diberi kesempatan untuk melakukan siaran, dengan begitu bisa menjadi strategi komunikasi dalam pendekatan  kepada masyarakat terutama anak muda. Selain itu PRO 2 RRI juga melakukan beberapa kegiatan off air dalam bentuk event-event di kampus seperti yang baru-baru ini diadakan di STMM Yogyakarta yaitu Voice Of Campus yang membahas tentang “Kantin Kejujuran di STMM Yogyakarta”.

Cara mempertahankan pendengar
RRI Pro 2 merupakan radio yang menyiarkan segala hal tentang anak muda, sehingga RRI Pro 2 ini harus mengikuti selera anak muda dan  memberikan konten-konten yang inspiratif maupun inovatif. Pada 2018 nanti  RRI Pro 2 akan  meluncurkan program siaran baru  yaitu SKS siaran anak kampus dan sekolah. Ini merupakan langkah RRI untuk mendekatkan diri pada anak muda dan memfasilitasi anak muda untuk mencoba sebagai announcer. Selain penyegaran konten, RRI Pro 2 juga mendekatkan pada anak muda melalui media sosial sehingga RRI Pro 2 juga dapat memberikan informasi melalui media sosial seperti Twitter, Facebook maupun Instagram. Dan juga RRI menyediakan applikasi RRI Play untuk mempermudah streaming melalui smartphone.


 Asas, Tujuan dan Fungsi
Dalam melaksanaakan tugas di bidang penyiaran LPP RRI merujuk pada asas, tujuan dan fungsi yang diteteapkan oleh UU Nomor: 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, yaitu :

Asas : Penyiaran diselenggarakan berdasarkan pancasila dan UUD 1945dengan asas manfaat, adil, dan merata, kepastian hukum, keamanan, keberagamaan, kemitraan, kebebasan, dan tanggung jawab.

Tujuan : Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta menumbuhkan industry penyiaran Indonesia.

Fungsi : Penyiaran sebgai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, control, dan perekat sosial serta memajukan kebudayaan

Comments

Popular posts from this blog

Elshinta Radio